Jumat, 24 Agustus 2007

Wanita dengan Empat Payudara

Saat ditemui Padang Ekspres di rumahnya yang terletak di kaki Bukit Lantiak, wanita berumur 56 tahun itu hidup dalam kondisi serbamiskin. Pagar rumahnya terbuat dari seng bekas. Sisi kiri kanan halaman tak terurus sehingga dipenuhi rimbun semak belukar. Belum lagi kondisi atap rumah yang banyak bocor dan dinding yang lapuk dimakan usia.

Namun, Kartina, demikian dia disapa, merasa dilahirkan sebagai "orang kaya". Buktinya, dalam banyak peristiwa, dia merasa telah diselamatkan oleh Yang Mahakuasa. Saat banjir melanda Padang, termasuk kawasan perumahannya, beberapa waktu lalu, rumah sederhana itu jadi tempat pengungsian sementara para tetangga.

"Karena rumah saya salah satu yang selamat," kata ibu lima anak itu.

Kejadian yang sama dialami pada 1999. Saat itu terjadi musibah tanah longsor di desanya. Beruntung, rumahnya juga luput dari terjangan longsor, sehingga jadi tempat berlindung bagi sebagian warganya. "Mungkin Tuhan masih sayang kepada saya dan anak-anak, makanya saya dijauhkan dari musibah itu," katanya.

"Kekayaan" lain yang diakui Kartina menjadi kelebihannya adalah payudaranya. Kata dia, sejak lahir dirinya memiliki empat payudara. Seperti yang diperlihatkan kepada Padang Ekspres, berbeda dengan payudara wanita normal yang hanya ada dua dalam posisi simetris, milik Kartina ada empat.

Posisi keempat payudara itu membentuk huruf U. Yakni, dua payudara normal dan dua payudara sebesar buah manggis yang masing-masing terletak di antara ketiak dan payudara normalnya.

"Bagi saya, mempunyai empat payudara ini mukjizat yang membuat saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan," imbuhnya. Setiap masa menyusui anak-anak, Kartina mengaku tidak pernah kekurangan ASI (air susu ibu) karena keempat-empatnya mampu memproduksi ASI.

"Saya bersyukur karena saya tak perlu repot-repot membeli susu bubuk. Anak-anak sudah sangat kenyang dengan ASI," katanya lantas tersenyum.

Dengan produksi ASI yang berlimpah itu, Kartina mau "berbagi" dengan mendonorkan sebagian untuk keluarga yang membutuhkan. Suatu ketika, kata Kartina, dirinya pernah menyusui dua anak sekaligus dari sepupu yang kekurangan ASI.

"Kebetulan keduanya lahir hampir bersamaan dengan salah seorang anak saya. Mereka saya beri ASI berdampingan. Keduanya terlelap kekenyangan sampai empat payudara saya kempes dibuatnya," tutur Kartina lalu tertawa.

Kelainan yang dialami Kartina itu menarik perhatian dokter spesialis bedah dan konsultan bedah tumor (kanker) di Padang, Daan Khambri. Menurut dia, wanita dengan empat payudara itu di dunia kedokteran dikenal dengan mammae aberans atau mammae accessories. Hal itu dapat terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, dan merupakan bawaan lahir.

Perkembangan seperti itu terjadi saat bayi dalam kandungan. Yakni, pada minggu keenam hingga kesepuluh pada peristiwa pembentukan organ tubuh (organo genesis). Biasanya, (payudara tambahan) paling banyak ditemui di daerah ketiak dan nomor dua terbanyak di bawah dada. "Tumbuhnya payudara (tambahan) pada manusia sama halnya dengan mamalia lain, yaitu di garis susu (milk line)," kata Daan Khambri.

Milk line yang dimaksud Daan mulai ketiak hingga lipatan paha. Kelainan itu hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Tapi, perempuan memiliki risiko dua kali lebih rentan dibanding laki-laki. Keadaan tersebut tidak berbahaya, tetapi mengganggu. Sebab, saat hamil air susu juga keluar, payudara membesar, dan muncul rasa nyeri seperti payudara normal.

Yang lebih mengkhawatirkan, segala penyakit payudara pun dapat dialami. Misalnya, kanker payudara dan penyakit lain. "Untuk mengurangi risiko, sebaiknya dioperasi," ujar Daan.

Untuk menghindarinya, Daan menyarankan para ibu hamil menjaga kesehatan. Terutama pada minggu ke-6 hingga ke-10. Ibu diharapkan menjaga asupan gizi. Jangan makan obat sembarangan, seperti obat penenang (luminal). Sebab, luminal dapat menyebabkan terjadinya bibir sumbing. Kelainan lain yang dapat terjadi di masa ini, antara lain bayi yang tidak punya anus, usus keluar, pusar membesar, dan lain-lain.

Hal senada diungkapkan dr Greg Agung SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS DKT Gubeng Pojok Surabaya. Menurut dia, kejadian seperti yang dialami Kartina cukup langka. Kelenjar payudara tambahan itu biasanya diketahui ketika pasien hamil dan menyusui.

Namun, bila tak digunakan untuk menyusui, kelenjar payudara tambahan itu otomatis menyusut. Greg mengaku juga pernah menangani pasien dengan kelainan tersebut. "Seingat saya, kelenjar payudara tambahan yang saya tangani muncul di ketiak," jelasnya. Karena itu, pasien minta kelenjar payudara tambahan tersebut dibuntu saja. "Ada dua cara pembuntuan, yakni diberi suntikan atau pembedahan ringan," tambahnya.

Tidak ada komentar: